Minggu, 15 Desember 2013

Dampak dan Perkembangan Media Baru di Era Globalisasi Komunikasi Indonesia




TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Perkembangan informasi dan teknologi memiliki peran penting dalam era komunikasi modern saat ini. Telah banyak para pengguna teknologi canggih yang meng-up date perkembangan informasi dari waktu ke waktu dengan akses mudah.
Jaringan teknologi informasi dan komunikasi (ICT) yang perkembangannya sangat pesat, turut melahirkan sebuah fase media baru yaitu: kemunculan media digital. Kemajuan teknologi komunikasi informasi ini harus diakui memberikan paradigma baru yang mengubah keseluruhan cara pandang kita tentang berbagai masalah dan persoalan yang ada di muka bumi ini.
Perubahan paradigma ini juga mempengaruhi media massa, khususnya media konvensional. Harus diakui kalau media baru dalam bentuk elektronik yang lalu lalang di jaringan internet adalah media informasi masa depan, media yang memiliki footprint yang luar biasa menjangkau berbagai lapisan pembaca dari berbagai kelas, dan akan melampaui jumlah pembaca media konvensional.

Ke depannya, kita hanya bisa memprediksi apa yang akan terjadi terkait evolusi media baru. Berbagi pengetahuan dan pemahaman melalui diskusi, kegiatan konferensi, turut berkontribusi dalam memberikan informasi masa depan media baru. Salah satunya adalah kegiatan Konferensi Internasional tentang New Media Studies (CONMEDIA 2013) yang dilaksanakan pada hari Rabu dan Kamis, 27-28 November 2013 di kampus Universitas Multimedia Nusantara (UMN) Serpong, Tangerang-Banten.
Konferensi ini adalah forum internasional untuk studi media baru yang meliputi semua aspek konten media baru, bisnis dan teknologi. Dalam acara ini menampilkan para pembicara terkemuka, di antaranya: Prof. Tahee Kim dari Youngsan University Korea - Kuncoro Wastuwibowo, Chairman IEEE Indonesia Section - Prof. Dr. Ir. Richardus Eko Indrajit dari APTIKOM Indonesia - dan Mr. John Cokley dari Swinburne University Australia.
Dalam kesempatan ini, Hira Meidia, Ph.D - Chair ConMedia 2013 mengatakan,
“Konferensi ini adalah yang kedua dilaksanakan oleh Universitas Multimedia Nusantara (UMN). Kali ini dalam konferensi hadir 8 keynote speaker, para profesional yang terkemuka di bidangnya, terdapat 35 presentasi, dan lebih dari 30 peserta yang ikut berpartisipasi dalam konferensi ini. Kami berharap peserta akan mendapat pengetahuan dari paparan yang disampaikan para nara sumber.”

Para nara sumber ini memberikan pemaparan tentang Media Baru (New Media) dengan topik-topik tentang: New Media Content, Dampak sosial dan politik media digital, Citizen journalism, E-learning dan konten Pendidikan, Media Bisnis Baru, E–commerce, Kewirausahaan Media baru, industri kreatif, Peraturan konvergensi media, Model bisnis baru, Teknologi Media Baru, Teknologi digital untuk industri kreatif, teknologi infrastruktur, platform komputasi, Teknologi antarmuka pengguna, aplikasi Mobile, Embedded system dan komunikasi. 
sumber : tribun news.com

Spectroscopy infra merah membantu diagnosis kanker




Suatu algoritma genetic yang dikembangkan oleh para ilmuwan Inggris dapat membantu penggunaan spectroscopy infra merah (IR) pada diagnosis kanker.
Spectroscopy IR merupakan suatu metode yang tidak merusak dalam penganalisaan sel, jaringan dan zat cair gas yang telah digunkan untuk mendeteksi penyakit berbeda dan tingkatan penyakit berbahaya pada prostate yang terinfeksi, cervical dan jaringan usus besar. Namun beberapa metode untuk memproses sel-sel sebelum analisa tidaklah bersifat standard  dimana melalui laboratorium yang berbeda-beda, yang dapat membuat hasilnya sulit diinterpretasikan oleh yang tidak spesialisasinya di rumah sakit itu sendiri.



Kerja sama yang dipimpin oleh Peter Gardner pada University of Manchester telah memeriksa tanda-tanda IR dari kanker prostate dengan menggunakan sel-sel dari sumber yang sama didalam tubuh. Dengan pentransformasian sel-sel secara biologis dan kimiawi, para peneliti menirukan perkembangan tumor dan menemukan bahwa perbedaan antara tanda-tanda sel dengan tingkah laku tumor yang berbeda sangatlah sulit sekali.


Gardner mengembangkan suatu algortma genetic – suatu program computer yang memelajari dan mengoptimalkan larutan – untuk memproses data IR dari sel-sel sebelum dianalisa. Mereka menggunakan 50 algoritma genetic bebas yang dikerjakan untuk mengoptimalkan sejumlah spectra terklasifikasi dengan tepat. Dengan metode ini, mereka dapat memisahkan keluarga dari sel-sel terkait yang dekat ini dengan akurasi tingkat tinggi.

Max Diem, seorang ahli pada diagnosis spectral dari Northeastern University di Boston, Amerika Serikat, mengatakan makalah ini merupakan ‘suatu aplikasi yang memelopori teknologi berkembang baru–baru ini, dan and menguraikan secara singkat tenaga yang mendiskriminasikan jalur sel-sel kanker dari tingkat penyerbuan berbeda oleh metode spektral’.
‘Tujuannya adalah untuk mengidentifikasikan beberapa tumor yang kelihatannya akan menyebar,’ jelas Gardner, dan menambahkan bahwa dengan pekerjaan yang lebih lanjut, pengidentifikasian tanda-tanda IR akan menjadi alat yang tidak terkira harganya yang dapat digunakan untuk membantu keputusan medis mengenai pengobatannya. ‘Pada saat ini, hal ini melampaui bukti dari tingkat prinsip yang ada namun belumlah siap untuk pengujian medis secara penuh,’ simpulnya.
 sumber : situs kimia Indonesia chem-is-try.org